Minggu, 30 Desember 2012

Air, Udara, Asap, Bunga Api dan Bara Neraka Jahanam





A'udzubillahiminasyaithonirrojim




Assalamu'alaikum Warahamatullahi Wabarakatuh


''Allaahumma sholli'alaa Muhammad wa'alaa aali Muhammad kamaa shollaita'alaa ibroohiim wa'alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid, Allaahumma baarik'alaa Muhammad wa'alaa aali Muhammad kamaa baarokta'alaa ibroohiim wa'alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid.''


''Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Ya Allah, Berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia''


Allah SWT berfirman :

surah / surat : Al-Waaqi'ah Ayat : 41




wa-ash - haabusysyimaali maa ash-haabusysyimaal

41. Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu?

surah / surat : Al-Waaqi'ah Ayat : 42




fii samuumin wa hamiim in

42. Dalam (siksaan) angin yang amat panas, dan air panas yang mendidih

surah / surat : Al-Waaqi'ah Ayat : 43




wa zhillin min yahmuum in

43. dan dalam naungan asap yang hitam.

surah / surat : Al-Waaqi'ah Ayat : 44




laa baa ridin walaa kariim in

44. Tidak sejuk dan tidak menyenangkan.

Menurut Ibnu 'Abbas, ungkapan zhillin min yahmum adalah naungan dari asap. Begitu juga, pendapat Mujahid, Ikrimah, dan lainnya. Mujahid menjelaskan, maksudnya adalah naungan dari asap Jahanam, yakni angin yang sangat panas. Menurut Abu Malik, yahmum adalah naungan dari asap neraka Jahanam.

Menurut Hasan dan Qatadah, maksud ungkapan laa baaridin wa laa kariimin adalah tidak ada tempat masuk yang sejuk dan tidak ada pemandangan yang menyenangkan, sedangkan maksud samuumin adalah angin yang sangat panas.

Qatadah dan lainnya mengatakan bahwa ayat ini mengandung suatu peringatan bagi orang yang selalu mengerjakan kesesatan ketika didunia, dan yang dimaksud dengan panas dalam ayat ini ada 3 macam, yaitu air, udara atau angin, dan naungan. Udara Jahanam adalah samum, yaitu angin yang sangat panas, sedangkan air Jahanam adalah hamim, yakni air yang sangat dahsyat panasnya, dan naungan adalah yahmum, yakni asap Jahanam yang hitam. Semoga Allah SWT, melindungi kita semua dari hal tersebut dengan Rahmat-Nya.

Allah SWT, berfirman:

surah / surat : Al-Mursalaat Ayat : 30




in th aliquu il aa zh illin dz ii tsal aa tsi syu'ab in

30. Pergilah kamu mendapatkan naungan yang mempunyai tiga cabang [1543],
[1543] Yang dimaksud dengan "naungan" di sini bukanlah naungan untuk berteduh akan tetapi asap api neraka yang mempunyai tiga gejolak, yaitu di kanan, di kiri dan di atas. Ini berarti bahwa azab itu mengepung orang-orang kafir dari segala penjuru.

Menurut Mujahid, naungan yang dimaksud pada ayat ini adalah tiga macam asap Jahanam, yakni bunga api yang berwarna hijau, hitam, dan kuning yang meninggi saat neraka dinyalakan.

As-Sadi memberikan penjelasan mengenai firman Allah SWT.:

surah / surat : Al-Mursalaat Ayat : 32




innahaa tarmii bisyararin kaalqashr i

32. Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi istana.

As-Sadi berkata, ''Mereka menganggap bahwa bunga api itu dilontarkan oleh neraka seperti bagian pangkal pohon yang meninggi dan memanjang.''

Al-Qurdzi menjelaskan bahwa diatas Jahanam terdapat pagar-pagar. Yang keluar dari balik pagar-pagar itu setinggi istana dan berwarna sepert ter (aspal) nya.

Menurut Adh- Dhahak dan Hasan, maksud ungkapan Kalqashr adalah seperti bagian pangkal pohon yang besar.

Menurut Mujahid, maksud ungkapan Kalqashr adalah puncak pohon dan gunung.

Ibnu Mas'ud berkata, ''Bunga api neraka itu setinggi istana.''

Alibin Abu Thalhah meriwayatkan dari 'Ibnu Abbas, tentang ayat syara rin Kalqashr. Ia berkata, ''Seperti istana yang sangat besar.''

Dalam Shahih Al-Bukhari terdapat riwayat dari Ibnu 'Abbas. Ia berkata, ''Kami mengangkat batang pohon dengan panjang kurang 3 hasta. Kami mengangkatnya agar terasa sejuk. Kami menyebutnya dengan istana (qashr)

Mengenai ungkapan ka-annahuu jimaalatun sufrun, Ibnu Abbas menjelaskan bahwa tali perahu yang digulung satu sama lain sehingga besarnya seperti pertengahan kaki.

Menurut Mujahid, yang dimaksud adalah tali jembatan. Ulama lain mengatakan bahwa yang dimaksud adalah sebesar unta.

Hasan, Qatadah dan Adh-Dhahak berpendapat bahwa ash-shafir artinya yang sudah menghitam. Pendapat ini diriwayatkan pula dari Mujahid.

'Ali bin Abi Thalhah mengetakan dari Ibnu &abbas tentang ungkapan jimaalatun sufrun. Ia berkata, ''Lempengan-lempengan tembaga.'' Allah SWT, berfirman :

surah / surat : Ar-Rahmaan Ayat : 35




yursalu 'alaykumaa syuwaa tsun minnaarin wanu haa sun falaa tanta shiraan i

35. Kepada kamu, (jin dan manusia) dilepaskan nyala api dan cairan tembaga maka kamu tidak dapat menyelamatkan diri (dari padanya).

'Ali bin Abu Thalhah berkata dari Ibnu 'Abbas tentang ungkapan syuwaa dhun min naarin. Ia berpendapat, maksudnya adalah nyala api, sedangkan nuhaasyun adalah asap neraka.

Said bin Jubair, Abu Shalih dan lainnya mengatakan nuhaasyun adalah asap neraka.

Menurut Said bin Jubair dari Ibnu 'Abbas, yang dimaksud dengan syuwaa dhun min naarin adalah asap.

Abu Shahih Asy-Syawwazh menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan syuwaa dhun min naarin adalah nyala api yang berada di atas neraka yang tanpa asap.

Manshur dan Mujahid menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Syuwaa dhun min naarin adalah nyala api berwarna hijau yang terpotong-potong.

Asy-Syawaazh menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah unsur api neraka berwarna hijau.

Al-Hasan bin Manshur menceritakan bahwa Fudhail bin 'Iyadh mengeluarkan kepalanya dari jendela. Manshur berkata dari Mujahid, ''Kepada kamu, (jin dan manusia) dilepaskan nyala api dan cairan tembaga maka kamu tidak dapat menyelamatkan diri (dari padanya).'' Fudhail lalu memasukkan kepalanya lagi seraya menangis dan meratap. Ia lalu mengeluarkan kepalanya lagi seraya berkata, ''Itu adalah nyala api yang terpotong-potong.''

An-Nasa'i dan At-Tirmidzi meriwayatkan hadis dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, ''Debu-debu di jalan Allah tidak mungkin akan bersatu dengan asap Jahanam pada diri seseorang untuk selamanya.''

Hadis ini diriwayatkan juga juga oelh Imam Ahmad dari Abu Darda, dari Nabi Muhammad SAW.



Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman ber-sholawat-lah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya (Q.33 Al-Ahzab :56)


Walhamdulillahirabbil'alamin


0 komentar:

e-referrer.com