Minggu, 23 September 2012

The Road To Hell - Jalan Ke Neraka : Tidak ada yang Selamat dari Siksa Neraka dan Azab Neraka









Allah telah mengancam khususnya kepada hamba-Nya yang bermaksiat :


Download Mp3

dzaa lika mimm aa aw haa ilayka rabbuka mina a l h ikmati wal aa taj'al ma'a al l aa hi il aa han aa khara fatulq aa fii jahannama maluuman mad h uur aa n

39. Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah).surah / surat : Al-Israa' Ayat : 39


Download Mp3

waman yaqul minhum innii il aa hun min duunihi fa dzaa lika najziihi jahannama ka dzaa lika najzii al zhzhaa limiin a

29. Dan barangsiapa di antara mereka, mengatakan: "Sesungguhnya Aku adalah tuhan selain dari pada Allah", maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahannam, demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zalim. surah / surat : Al-Anbiyaa Ayat : 29

Ada riwayat dari 'Umamah bin Al-Qa'qa, dari Abu Zur'ah, dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad SAW, tentang hadits syafaat. Beliau bersabda, ''....Mereka lalu mendatangi Adam... Adam kemudian berkata, ''pada hari itu, Tuhanku telah murka kepadaku, dengan murka yang belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak pernah terjadi sesudahnya. Dia memerintahkanku suatu titah, tetapi aku melanggarnya. Aku takut, Dia akan melemparkanku ke dalam neraka. Pergilah kepada selainku. Duh... Diriku. Duh... Diriku!'' Nabi lalu menyebutkan Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa. Semuanya berkata, ''Saya takut, Dia akan melemparkanku ke dalam neraka.''

Hadist ini dikeluarkan pula oleh Ibnu Abi Ad-Dunya, dari Abu Khaitsamah, dari Jarir, dari 'Umarah. Dikeluarkan pula oleh Muslim dalam Shahih-nya dari Abu Khaitsamah, hanya saja redaksinya tidak sepanjang hadits diatas. Al-Bukhari pun mengeluarkan hadits serupa dari jalur lain dengan redaksi berbeda pula.

Para nabi, orang-orang jujur, para syuhada, dan orang-orang saleh senantiasa takut akan neraka.

Adapun berita bahwa sebagian orang arif (yang mengetahui) dan mengenal Allah secara dekat) tidak takut neraka, maka yang benar adalah harus ada pemaknaan lain dari ungkapan-ungkapan mereka. Insya Allah, akan kami bajas pada uraian berkiutnya di blog ini.

Ibnu Al-Mubarak berkata, ''Umar bin Abdurrahman bin Mahdi telah menyampaikan berita kepadaku, (anba'ani). Ia berkata, ''Saya mendengar Wahab bin Munabbih berkata, ''Salah seorang bijak berkata, ''Sesungguhnya saya malu kepada Allah 'Azza wa Jalla. Saya menyembah-Nya hanya karenna mengharapkan surga. Saya bagaikan seorang buruh yang buruk. Jika diberi, saya baru bekerja. Jika tidak, saya pun tidak bekerja. Sesungguhnya saya malu kepada Allah 'Azza wa Jalla. Saya menyembah-Nya hanya karena takut neraka. Saya bagaikan seorang buruh yang buruk. Jika sedang takut, saya baru bekerja. Jika tidak, maka saya pun tidak bekerja. Kecintaan pada-Nya telah hilang dariku. Padahal, yang lainnya tidak.'' (H.R. Abu Nu'aim).

Sebagian periwayatnya menjelaskan bahwa orang bijak itu mencela ibadah hanya karena mengharap surga atau hanya karena takut neraka.

Sebagian ulama salaf berkata, ''Siapa menyembah-Nya hanya karena mengharap (surga) maka ia hanya seorang pengharap (murajji'). Siapa menyembah-Nya hanya karena takut (neraka) maka ia hanya seorang zindiq. Siapa menyembah-Nya karena harap, takut dan cinta maka ia seorang yang mengesakan Allah )muwahhid). Alasannya, seorang mukmin wajib menyembah Allah dengan tiga hal diatas. Tidak boleh meninggalkan salah satu kewajiban imannya.'' Dari perkataannya itu, kita mengetahui bahwa menekankan kecintaan kepada Allah harus lebih dominan dari takut dan harap.

Al-Fudhail bin 'Iyadh berkata, ''Mahabbah (cinta) lebih utama daripada takut.'' ia kemudian mengutip ucapan seorang arif sebagaiman diceritakan Wahab.

Yahya bin Mu'adz berkata, ''Cukuplah rasa takut menghalangi seseorang berbuat dosa, sesuatu yang tidak diperoleh dari rasa cinta.''

Kebanyakan ulama salaf menyeimbangkan takut dan harap. Mereka tidak mengunggulkan satu dari yang lainnya, sebagaiman perkataan Mutharrif, Al-Hasan, Ahamd dan lainnya. Sebagian lagi mengunggulkan takut daripada harap, sebagimana dikatakan Al-Fudhail dan Abu Sulaiman Ad-Darani.

Hudzaifah Al-Mur'asyi berkata, ''Seorang hamba yang bekerja atas dasar rasa takut adalah hamba yang buruk. Demikian pula, seorang hamba yang bekerja atas dasar harap. Keduanya bagi saya adalah sama buruknya.'' Maksudnya, apabila seorang hamba bekerja atas dasar salah satu dari takut dan harap.

Wuhaib bin Al-Ward berkata, ''Janganlah engkau seperti seorang buruh yang dikatakan kepadanya, lakukanlah ini... Ini...'' Ia lalu menjawab, ''Ya, saya akan lakukan bila engkau memberi upah yang baik.'' maksudnya, ia mencela orang yang semata-mata mengharapkan pahala ketika beramal.

Dengan demikian, ada dua mutiara yang disampaikan orang-orang arif dalam persolan ini :

Pertama, sesungguhnya Allah, Dzat-Nya, berhak disembah, dicintai, dan diharapkan kedekatan-Nya tanpa melihat bahwa Dia memberi pahala atau siksa kepada hamba-Nya.

''Hari kebangkitanku tiba, sementara tidak ada pemberi tahu datang memberitahukannya
Nyala api neraka tak terperikan rasanya
Bukankah merupakan sebuah kewajiban
Seorang hamba malu kepada Pemberi nikmat?''


Ucapan diatas menisyaratkan bahwa nikmat Allah yang diberikan kepada hamba mewajibkannya untuk bersyukur dan malu kepada-Nya. Inilah yang diisyaratkan Nabi Muhammad SAW, ketika terus menerus shalat sehingga telapak kakinya bengkak. Ketika ditanya, ''Mengapa engkau lakukan semua ini, bukankah Allah telah mengampuni dosamu yang terdahulu dan yang akan datang?'' Beliau menjawab:

''Afala akuna abdan syakuran''

Artinya:
''Bukankah aku belum menjadi hamba yang pandai bersyukur?'' (H.R. Al-Bukhari, Muslim dan yang lainnya)

Kedua, takut dan harap yang paling sempurna berkaitan dengan Dzat Allah SWT, bukan berkaitan dengan makhluk-makhluk-Nya di surga dan neraka. Tingkatan takut seorang hamba adalah takut terhijab dari Allah, sebagaimana siksaan terhijab ini disampaikan Allah kepada musuh-musih-Nya di neraka,


Download Mp3

kall aa innahum 'an rabbihim yawma-i dz in lama h juubuun a

15. Sekali-kali tidak(1564), sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari (rahmat) Tuhan mereka. surah / surat : Al-Muthaffif Ayat : 15
[1564] Maksudnya: sekali-kali tidak seperti apa yang mereka katakan bahwa mereka dekat pada sisi Allah.



Download Mp3

tsumma innahum la shaa luu a lja h iim i

16. Kemudian, sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka. surah / surat : Al-Muthaffif Ayat : 16


Download Mp3

tsumma yuq aa lu h aadzaa al la dz ii kuntum bihi tuka dzdz ibuun a

17. Kemudian, dikatakan (kepada mereka): "Inilah azab yang dahulu selalu kamu dustakan". surah / surat : Al-Muthaffif Ayat : 17

Dzunnun Al-Mishri berkata, ''Bara api abgi orang yang takut berpisah bagaikan setetes air dibandingkan samudera lautan. Sebagaimana pula halnya tingkatan harap paling sempurna berkaitan dengan Dzat Allah SWT, berupa keridhaan-Nya, melihat-Nya, menyaksikan-Nya, dan mendekati-Nya.''

Namun terkadang orang salah paham terhadap ucapan Dzunnun. Ia mengira bahwa surga tidak perlu di harapkam dan neraka tidak perlu ditakuti. Padahal, tidaklah demikian.

Ada ungkapan, ''Apa yang diancamkan Allah dalam neraka, yakni berbagai macam siksa, yang berkaitan dengan makhluk tidaklah ditakuti oleh orang-orang arif. Sebagaimana halnya apa yang dijanjikan Allah dalam surga, yakni berbagai macam nikmat yang berkaitan dengan makhluk tidaklah dicintai dan dicari oleh mereka.'' Ungkapan ini pun jelas keliru. Sebab, banyak nash yang menunjukkan kebalikannya. Ungkapan itupun berlawanan dengan fitrah yang diberika Allah kepada makhluk untuk ,encintai dan membenci. Lalu, bagaimana ungkapan seperti ini bisa muncul? Ungkapan itu muncul dari orang yang sedang tenggelam dalam mabuk cinta, sehingga tidak dapat mengendalikan akalnya. Ketika itu ia mengira bahwa hamba tidak memiliki kehendak sama sekali. Ketika sembuh ia akan berpendapat lain.

Kami akan memberi suatu gambaran yang Insya Allah akan memperjelas persoalan ini. Tatkala ahli surga memasuki surga, lalu Allah mengundang mereka untuk berkunjung kepada-Nya, menyaksikan-Nya langsung dan menghadiri undangan-Nya pada hari istimewa, pada saat itu mereka lupa terhadap segala kenikmatan yang mereka rasakan sebelumnya disurga. Mereka tidak menoleh sedikit pun pada kenikmatan-kenikmatan itu. Ketika melihat ''wajah'' Allah, mereka menilai sepele setiap kenikamatan surga. Ini sebagaimana diutarakan dalam banyak hadits tentang hari istimewa itu.

Demikian pula, tatkala orang yang sangat takut berpisah dengan Allah ditakut-takuti dengan siksa, mereka tidak akan menoleh sama sekali. Bahkan, boleh jadi mereka tidak akan merasakan panas api yang di dekatkan kepadanya. Namun, apabila mereka kembali pada keadaannya yang normal, mereka akan kembali pada kenikamatan sebagai penghuni surga.

Beginilah keadaan orang-orang arif dan shiddiq di dunia. Ketika pada hatinya tampak cahaya-cahaya kebaikan, lalu hatinya di kuasai oleh al-matsal al-ala (sifat Allah Yang Maha Tinngi) dan inilah gambaran yang akan mereka peroleh di surga pada hari istimewa pada saat seperti ini, mereka tidak menolehagi kepada selain yang sedang mereka nikmati berupa kenyamanan dengan-Nya, kedekatan-Nya, menyebut-Nya dan mencintai-Nya, sehingga mereka lupa mengingat kenikmatan surga. Bahkan, surga bagi mereka adalah kecil dibandingkan dengan apa yang sedang mereka rasakan. Pada saat itu pula, yang mereka takuti hanyalah terhijab dari-Nya dan jauh dari-Nya. Namun, ketika kembali pada keadaannya yang normal dan mampi menguasai jiwanya lagi, mereka rindu lagi terhadap surga dan takut terhadap neraka.

Selain itu mereka menyadari bahwa neraka muncul dari sifat siksa, keperkasaan dan murka Allah. Neraka merupakan bukti atas kebesaran, keperkasaan, kekuatan dan kedahsyatan siksaan Allah terhadap musuh-musuh-Nya. Maka, takut kepada neraka apada hakikatnya adalah takut kepada Allah dan sifat-sifat-Nya yang menakutkan. Orang yang takut neraka adalah yang takut kepada Allah sambil mencari kecintaan dan keridhaan-Nya. Wallahu a'alam.


Maha Benar ALLAH dengan segala Firmannya, Ampunilah kami Ya ALLAH, Hindarkanlah azab Neraka dai kami Ya Allah


Artikel Terkait :

Peringatan Tentang Neraka dari Al Qur'an Untuk Semua Manusia.

Takutlah akan Neraka...! Selamatkanlah Diri Kalian Dari Neraka...! Larilah dari Neraka..!

Road To Hell - JAlan Ke Neraka : Kegelisahan Orang-orang Beriman yang Takut Siksa dan Azab Neraka

The Road to Hell - Jalan ke Neraka : Doa Memohon Surga kepada Allah dan Doa Berlindung kepada Allah dari Neraka dalam Shalat.

Walhamdulillahi Rabbil'alamin

0 komentar:

e-referrer.com